Kehidupan Tianjin

Tianjin adalah salah satu dari empat kotamadya di Tiongkok. Sebagai sebuah kotamadya, Tianjin memiliki status setingkat provinsi dan berada langsung di bawah pemerintah pusat. Wilayah perkotaan Tianjin, yang terletak di sepanjang Sungai Haihe, merupakan kota terbesar ketiga di Tiongkok setelah Shanghai dan Beijing. Pelabuhannya, yang agak jauh, terletak di Teluk Bohai di Samudra Pasifik. Kotamadya Tianjin berbatasan dengan provinsi Hebei di utara, selatan, dan barat; kotamadya Beijing berada di barat laut dan Teluk Bohai di timur.

Dengan pelabuhan terdekat 80 kilometer (50 mil) di tenggara Beijing, Tianjin merupakan gerbang Beijing menuju laut lepas, yang meliputi area seluas 11 ribu kilometer persegi. Bentang jalan kota terdiri dari arsitektur Eropa abad ke-19 dan ke-20, yang dipadukan dengan monolit beton dan kaca dari Tiongkok kontemporer yang kaya. Orang-orang menikmati bangunan kolonial sementara kota ini telah mengalami modernisasi drastis; sekarang peta baru harus dicetak setiap tiga bulan. Ini adalah tempat yang bagus bagi orang-orang yang ingin tinggal dan belajar di dekat Beijing, tetapi menginginkan tujuan yang lebih terpencil.

 Sejarah

Sejarah Tianjin tergolong singkat menurut standar Tiongkok, hanya sekitar 600 tahun. Pembukaan Terusan Besar Tiongkok pada masa Dinasti Sui mendorong perkembangan Tianjin menjadi pusat perdagangan. Hingga tahun 1404, Tianjin disebut "Zhigu", atau "Pelabuhan Lurus". Pada tahun itu, Kaisar Yongle mengganti nama kota itu menjadi "Tianjin", yang secara harfiah berarti "Penyeberangan Surga", yang berarti bahwa kaisar (putra surga) menyeberangi sungai di titik itu. Kemudian, sebuah benteng didirikan di Tianjin, yang dikenal sebagai "Tianjin Wei", yang berarti "Benteng Tianjin".

Tianjin dulunya adalah benteng militer, dan pada masa damai berubah menjadi kota pertanian. Dengan demikian, para prajuritnya menjadi petani. Perekonomian Tianjin tetap agraris selama lebih dari 200 tahun hingga tahun 1860-an, ketika kota tersebut dijadikan pelabuhan perjanjian setelah kekalahan Tiongkok oleh pasukan sekutu Inggris-Prancis. Kemudian, kota tersebut mengembangkan ekonomi pelayaran dan menjadi pusat perdagangan di Tiongkok utara, yang menjadi tujuan para pedagang dari seluruh negeri. Setelah Tiongkok mulai membuka diri pada akhir tahun 1970-an, Tianjin mengalami perkembangan pesat, meskipun kini tertinggal dari kota-kota penting lainnya seperti Shanghai, Beijing, dan Guangzhou.

 Geografi

Tianjin terletak dari 38o34' hingga 40o15' lintang utara dan dari 116o43' hingga 118o04' bujur timur, di bagian hilir Sungai Haihe. Tianjin berada di ujung utara Terusan Besar Tiongkok, yang terhubung dengan sungai Huang He dan Yangtze. Sementara wilayah perkotaan Tianjin terletak di sepanjang Sungai Haihe, pelabuhannya terletak di Teluk Bohai di Samudra Pasifik. Kotamadya Tianjin berbatasan dengan provinsi Hebei di utara, selatan, dan barat; kotamadya Beijing di sebagian kecil di barat laut; dan Teluk Bohai di timur.

Dengan luas wilayah 11 ribu kilometer persegi, Kotamadya Tianjin pada umumnya datar dan berawa di dekat pantai, tetapi berbukit di ujung utara, tempat Pegunungan Yanshan melintasi ujung utara Tianjin. Titik tertinggi di Tianjin adalah Puncak Jiushanding di perbatasan utara dengan Hebei, pada ketinggian 1.078 meter. Waduk utama meliputi Waduk Beidagang di ujung selatan (di Distrik Dagang) dan Waduk Yuqiao di ujung utara Kabupaten Ji.

 Lingkungan

Belajar Berbicara Bahasa MandarinTianjin merupakan pusat industri, komersial, dan finansial. Kota ini memiliki cadangan mineral yang besar dan menghasilkan sepertiga garam laut negara ini. Biaya lahan, tenaga kerja, dan operasionalnya lebih rendah daripada Beijing, Shanghai, dan Guangdong. Tianjin telah mencapai keberhasilan dalam pengoperasian Zona Pengembangan Ekonomi dan Teknologi di bagian timur laut Distrik Tanggu.

Lahan pertanian menempati sekitar 40% dari total wilayah Kotamadya Tianjin. Gandum, beras, dan jagung merupakan tanaman yang paling penting. Perikanan merupakan sektor penting di sepanjang pantai. Tianjin juga merupakan basis industri yang penting. Industri utamanya meliputi industri petrokimia, tekstil, pembuatan mobil, industri mekanik, dan pengerjaan logam. Pabrik Mobil Tianjin memproduksi 150.000 mobil per tahun.

Tianjin memiliki cadangan sekitar 1 miliar ton minyak bumi, dengan Distrik Dagang yang memiliki ladang minyak penting. Produksi garam juga penting, dengan Changlu Yanqu menjadi salah satu daerah produksi garam terpenting di Tiongkok. Energi panas bumi merupakan sumber daya lain di Tianjin. Cadangan mangan dan boron di bawah Tianjin merupakan yang pertama ditemukan di Tiongkok.

 Ekonomi

Tinggal di Tianjin memberikan pelarian sempurna dari ibu kota tanpa harus pergi terlalu jauh. Namun, industri-industri Cina juga punya gagasan yang sama; memindahkan semua industri berat dari ibu kota ke kota tetangga memungkinkan bisnis-bisnis berkembang tanpa denda pajak yang besar. Oleh karena itu, Tianjin cenderung sama padatnya dengan Beijing. Di sisi lain, pemerintah telah menetapkan tujuan untuk membersihkan lingkungan Tianjin, menyediakan udara segar baru bagi penduduk setempat.